Pulau Panjang, dari Reede ke Destinasi Wisata

Hingga pada abad 21 ini pulau panjang bukan lagi sebagai tempat berlabuh kapal besar yang melayani perdagangan melainkan berubah wajah menjadi icon wisata di Pasaman Barat.

Pulau Panjang adalah salah Pulau yang berada di perairan teluk Air Bangis. Dari sembilan pulau yang berada di perairan teluk Air Bangis, Pulau Panjang adalah satu-satunya pulau yang dihuni oleh penduduk. Pulau dengan luas mencapai 6,7 kilometer persegi yang dihuni oleh seribu lebih penduduk berdasarkan data statistik tahun 2018.

Berdasarkan ciri fisik, Pulau Panjang termasuk pulau up life, dimana asal pembentukan pulau ini berasal dari bawah naik kepermukaan dalam waktu yang cukup panjang. Pulau Panjang memiliki topografi wilayah datar dan berbukit. Mayoritas topografi di Pulau Panjang adalah datar dengan 69,50% dari luas total pulau, sedangkan kawasan berbukit hanya 30,50% dari luas total pulau.

Baca Juga : Sembilan Pulau Air Bangis

Jarak pulau panjang dari pelabuhan Air Bangis sekitar 4 mil. Menggunakan kapal/boat jarak tempuhnya sekitar 30 menit dari pelabuhan itu. Jika kita menengok lebih jauh ke masa lalu, ada sekitar 2 pukul waktu yang diperlukan untuk berlayar dari Pariaman ke pulau ini jika ditempuh dengan perahu layar.

Sejak dahulu, banyak juga pedagang yang berlayar ke sini memperdagangkan beras. Mohammad Shaleh, pedagang Pariaman yang terkenal, di antaranya menjadikan Pulau Panjang sebagai rute dagangnya pada pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20

Pada masa lalu, Pulau Panjang memainkan peran penting di pantai barat sumatera. Pulau Panjang memainkan peran sebagai tempat bersandar kapal-kapal besar yang memasuki teluk Air Bangis. Sebelum adanya pelabuhan yang permanen seperti sekarang ini, di banyak tempat di pantai barat Sumatera Barat memanfaatkan posisi geografis yang baik, seperti teluk dan tanjung untuk bongkar muat barang yang disebut sebagai reede.

Reede adalah nama lain dari pelabuhan yang dikenal dalam dunia pelayaran di zaman Hindia Belanda. Reede adalah tipe pelabuhan yang lebih sederhana karena memiliki fasilitas yang terbatas. Reede diperlukan apabila pada suatu kota pantai tidak memungkinkan dibangun pelabuhan dengan berbagai perlengkapannya.

Sebelum pelabuhan Air Bangis yang ada sekarang ini, untuk fungsi bongkar muat barang dermaganya berada di seberang pulau yang menempati Pulau Panjang. Reede ini terletak sekitar 4 mil laut ke arah  barat dari  bibir  pantai  Air Bangis.

Di pulau ini terdapat perkampungan, dermaga, pos militer, menara suar dan gudang penyimpanan barang. Barang-barang dari Pulau Panjang dibawa ke muara Sungai Sikabau dengan menggunakan kapal atau perahu kecil untuk dipasarkan di kota Air Bangis. Pulau Panjang menyediakan air bersih untuk persediaan kapal besar selama berlayar. Pulau Panjang juga penghasil kelapa, kopra, minyak kelapa, dan hewan ternak kerbau.

Dermaga Pulau Panjang

Kapal yang ukurannya besar bersandar di dermaga Pulau Panjang. Di dermaga ini kapal-kapal tersebut melakukan proses bongkar muat barang. Barang ekspor yang akan diperdagangkan, kemudian diangkut ke dermaga dekat kota Air Bangis.

Dermaga kota ini langsung terhubung dengan pasar. Di sinilah aktivitas perdagangan dilakukan. Para pedagang luar akan membeli komoditas penduduk dari kawasan hinterland yang laku di pasar internasional.

Pada tahun 1825 Pemerintah Hindia Belanda memindahkan pusat perdagangan dan pelayaran dari Pulau Panjang ke daratan pesisir Air Bangis. Pusat dermaga yang awalnya berada di Pulau Panjang, dipindahkan ke kawasan muara Sungai Air Bangis, di bibir pantai kota Air Bangis.

Baca Juga : Pelabuhan Air Bangis di Zaman Kolonial

Dermaga baru ini dibangun dekat dengan kota, untuk memudahkan Pemerintah Hindia Belanda melakukan pengawasan terhadap aktivitas perdagangan dan pelayaran di sekitar pelabuhan Air Bangis. Walaupun demikian, dermaga di Pulau Panjang tidak ditutup.

Dermaga Pulau Panjang tetap melayani kapal-kapal besar untuk berlabuh dan bongkar muat barang. Untuk urusan administrasi, berdagang, bermukim, mengumpulkan makanan dan air untuk persediaan di kapal, harus ke dermaga baru di bibir pantai kota Air Bangis.

Pemerintah Hindia Belanda telah menyiapkan kapal-kapal berukuran kecil, untuk menghubungkan dermaga kota Air Bangis dengan dermaga Pulau Panjang.

Pada saat ini dermaga Pulau Panjang hanya sebagai kampung nelayan dan tidak menampakkan sisa sisanya lagi karena kemungkinan besar hanya terbuat dari kayu kayu tanpa ada fasilitas lain. Hingga pada abad 21 ini pulau panjang bukan lagi sebagai tempat berlabuh kapal besar yang melayani perdagangan melainkan berubah wajah menjadi icon wisata di Pasaman Barat.

Pulau Panjang dijadikan Destinasi Wisata Unggulan Bahari di Pasaman Barat. Pulau ini dipilih dengan alasan karena perairannya yang jernih dan tenang serta ditumbuhi terumbu karang cocok bagi pecinta wisata bawah laut.

Baca Juga : Wisata Bahari Pantai Air Bangis jadi Andalan

Pulau ini juga memiliki daya tarik wisata yang variatif, selain pemandangan bawah lautnya yang indah dengan terumbu karang, yang juga cocok bagi yang hobi memancing ikan. Bahkan aktifitas seperti snorkeling dan diving, atau sekedar berenang sambil merelaksasi otot

Sebelum Pulau Panjang dipilih sebagai destinasi wisata unggulan, sebenarnya masyarakat Air Bangis secara tidak sadar juga telah menjadikan Pulau Panjang sebagai tujuan wisata. Entah sejak kapan kebiasaan ini dimulai, setiap libur hari raya idul fitri, masyarakat Air Bangis selalu rekreasi berlibur bersama keluarga ke pulau-pulau yang ada di perairan Air Bangis, termasuk Pulau Panjang.

Kebiasaan ini secara otomatis merangsang wisatawan yang berada di Pasaman Barat maupun yang dari luar untuk datang dan mengunjungi Pulau-pulau disekitar Air Bangis, tidak terkecuali Pulau Panjang.

Salah satu Transportasi Wisata ke Pulau Panjang

Pada Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan mengalokasikan dana yang bersumber dari APBN dan APBD tahun 2007untuk membangun sarana dan prasarana Pulau Panjang. Dari dana tersebut lalu kemudian dibangun pos jaga, energi alternatifdan fasilitas jalan kampung di pulau tersebut.

Beberapa fasilitas pendukung pariwisata lain dibangun Tahun 2011,  Dirjen KP3K Depertemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Setelah mengunjungi  Pulau Panjang dan merasa tertarik, langsung menyerahkan bantuan sebanyak Rp613 juta.

Bantuan itu kemudian dipergunakan untuk pembangunan pos jaga pesisir pantai dengan luas 200 meter, tenaga listrik 3 K vol, pembangunan kedai pesisir pantai, dan asuransi dari pukul sostek untuk nelayan.

Dinas Keluatan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2013 juga menganggarkan penambahan unit pondok wisata baru untuk mendukung program pariwisata di Pulau Panjang.

Baca Juga : Air Bangis sebagai wilayah strategis Pasaman Barat

Selain itu, jalan akses menuju lokasi pondok wisata itu juga dibeton pada tahun yang sama oleh pemerintah kabupaten, yang memungkinkan pulau ini bisa diakses dengan berjalan kaki 1 kilometer dari dermaga Pulau Panjang.

Selain itu pada tahun 2013, pemerintah daerah membangun Pembangkit Listrik Mychrohydro, sehingga aktivitas siang hari bisa dilanjutkan di malam hari, hal ini dianggap mampu membantu anak-anak pulau itu dalam belajar ataupun mengerjakan tugas sekolah.

Insfratruktur jalan juga mulai dibangun pada kurun ini, dengan jenis jalan bandes yang menghubungkan dermaga Pulau Panjang ke pemukiman penduduk dan kawasan pondok wisata Pulau Panjang yang berada di bagian samping pulau ini.

Hinga saat ini Pulau Panjang yang telah menjadi icon wisata Bahari di Pasaman Barat, semakin dikenal dan terus ditata dengan membangun fasilitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata. 

Sumber :

Junaidi, “Pelabuhan Air Bangis Sumatera Barat Pada Abad XIX Hingga Awal Abad XX”, Skripsi Sarjana. (Medan: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, 2015)

Jurnal Amoghapasa Edisi 13/Tahun XV/Juni 2009

Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, Vol. 2 No. 1, Juni 2016

M. Nur, dkk., 2004. Dinamika Pelabuhan Air Bangis dalam Lintasan Sejarah Lokal Pasaman Barat.Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Sungai Beremas dalam Angka 2019, Badan Pusat Statistik Pasaman Barat.

Wisata PulauPanjang Pasaman Barat, Arsip Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2012.

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *