Puisi-puisi Afandi Aba
Kumpulan Puisi Afandi Aba
Riuh Angin Pesisir
Riuh angin pesisir memberi kabar,
para nelayan kehilangan akal, alat tangkapnya dianggap ilegal
Riuh angin pesisir memberi kabar,
ikan sungai tak tentu arah, sebab dihulu tercemar limbah
Riuh angin pesisir memberi kabar,
hutan bakau dibabat habis, akan dijadikan lahan bisnis
Riuh angin pesisir memberi kabar,
satwa liar masuk pemukiman sebab rimba tak lagi aman
Riuh angin pesisir memberi kabar,
hutan lindung dijadikan tambang, dihancurkan demi uang
Riuh angin pesisir memberi kabar,
tuan tanah berebut tanah berlomba menjadi manusia serakah
Riuh angin pesisir memberi kabar,
anak nagari kehilangan tokoh sebab tongkat membawa roboh
Riuh angin pesisir memberi kabar,
orang besar yang bertuah sekarang sudah kehilangan marwah
Riuh angin pesisir memberi kabar,
yang tahu dengan gelagat siang malam hanya berdebat
Riuh angin pesisir memberi kabar,
suluh penerang dalam nagari pelitanya redup tak menerangi
Riuh angin pesisir memberi kabar,
nagari sudah telanjang sebab tak lagi berpagar undang
Riuh angin pesisir memberi kabar,
yang tak lekang oleh panas tak lapuk karena hujan, kini berlumut karena cendawan
Minangkabau, Maret 2019
Bisikan Hujan
Tersentak ku dalam diam
Rintik hujan berbisik pelan
Kau pembunuh asa
Mematikan rasa
Kau datangkan kecewa
Timpakan derita
Kau nodai kasih
Ciptakan perih
Kau lukai hati
Hancurkan mimpi
Tersentak ku dalam diam
Rintik hujan berbisik pelan
Kau begitu kejam
Tak pantas dipelukan malam
Minangkabau, April 2019
Langkah Kematian
Satu langkah benih bertumbuh
Dua langkah mengakar tanah
Tiga langkah mekarkan asa
Empat langkah berbunga rindu
Lima langkah merah merekah
Enam langkah tertusuk duri
Langkah terhenti, Mati
Minangkabau, April 2019
Menolak itu Mahal
Wajah-wajah itu tak mau tunduk
Pundaknya pun tak lagi membungkuk
Suaranya terdengar keras mengutuk
Tapi sang hati busuk tak terketuk
Dengan kepalan tangan kiri
Meninggalkan anak istri
Meniggalkan rantang dan suami
Mencari hak atas kemerdekaan diri
Ooh.. Lihatlah mereka
Manusia penuh derita
Membayar mahal perjuangannya
Untuk berkata “tidak” kepada penguasa
Berapa banyak tenaga yang terbuang ?
Berapa banyak waktu yang hilang ?
Berapa banyak uang yang melayang ?
Semuanya sudah tak terbilang
Ini hanya untuk menolak
Menolak kebijakan tuan yang disinggasana
Ini hanya untuk mendapatkan hak
Hak yang disimpan dalam perut penguasa
Riau, Juli 2016
Rahasia Malam
Malam menyudahi ceritanya
Ketika sang fajar bangkit dari pembaringan
Aku tidak pernah tahu apa yang dirasakan oleh malam
Ketika sang fajar menyingsing dari timur
Menyinari gelap malam
Menyudahi cerita kelam
Apakah malam merasa kecewa
Karena terang telah melepaskan pelukan gelap terhadap alam
Atau apakah malam merasa bahagia
Ketika sang fajar bangkit menyudahi malam
menyinari seluruh alam
Riau, Oktober 2017